Kamis, 05 Agustus 2010

7 keterampilan leadership

1. Mengenal Diri Sendiri
Baik diri kita sendiri sebagai manusia, orang lain, pencipta, ciptaannya
2. Komunikasi
Antara Allah dengan manusia, manusia dengan Allah, manusia dengan manusia, manusia dengan ciptaan Allah yang lainnya dan sebaliknya.
3. Menyatu dengan yang Lain
Yaitu cara berinteraksi dengan orang lain secara positif, termasuk menerima dan menghargai perbedaan antara dirimu dan orang lain.
4. Belajar untuk Belajar
Yaitu upaya mengembangkan perilaku positif dalam mempelajai sesuatu dan menarik pelajaran dari berbagai informasi dan pengetahuan lainnya secara benar.
5. Mengambil Keputusan
Yaitu upaya mempelajari langkah-langkah dan pendekatan yang dibutuhkan untuk menetapkan suatu tujuan, memecahkan suatu masalah, dan mengambil tindakan baik secara individu maupun kelompok.
6. Pengelolaan
Yaitu penggunaan segala sesuatu yang dimiliki atau yang dapat dimanfaatkan untuk meraih suatu tujuan. Termasuk upaya identifikasi sumberdaya dan cara penggunaannya secara efektif dan efisien.
7. Kerja Kelompok
Yaitu ikut bergabung secara aktif atau memimpin suatu kelompok guna meraih tujuan bersama.

kepemimpinan dalam tinjauan sejarah

Sesungguhnya perjalanan teori kepemimpinan sudah berjalan ribuan abad yang lampau. Sejak manusia hidup dalam kelompok, kepemimpinan ditentukan oleh kekuatan. Orang yang memiliki ukuran badan yang besar, kuat dan dapat memperoleh dukungan dari yang lain diangkat menjadi pemimpin.
Kemudian muncullah teori baru bahwa kepemimpinan harus dilengkapi dengan penguasaan atas berbagai persenjataan, misalnya seorang pemimpin selain kuat harus juga mahir menggunakan berbagai senjata dan mampu membidik sasaran dengan tepat.
Berabad-abad kemudian muncullah teori baru bahwa seorang pemimpin akan melahirkan pemimpin pula. Untuk mengesahkan teori ini mereka membentuk kepercayaan atau opini masyarakat bahwa ada orang tertentu yang dilahirkan sebagai raja penerus kepemimpinan. Apabila sang anak mampu mengelola kerajaannya dengan sukses, ia pun akan membentuk suatu dinasti kepemimpinan secara turun menurun.
Beberapa waktu kemudian muncullah teori baru bahwa seorang pemimpin itu harus dibentuk bukan dilahirkan begitu saja. Karena itu seorang pemimpin akan mangajari calon penggantinya berbagai cara memimpin. Misalnya sang calon harus mahir cara berjalan, cara berbicara dan cara mengambil keputusan pendahulunya. Ternyata teori ini menemukan hambatan karena masalah yang dihadapi si calon berbeda dengan masalah yang dihadapi pendahulunya.
Lalu muncullah teori baru, seseorang yang telah memperlihatkan sikap kepemimpinan yang sukses dalam suatu bidang diminta memimpin dalam bidang lainnya. Misalnya seorang jenderal diminta menjadi direktur perusahaan computer. Ternyata sejarah memperlihatkan bahwa metode identifikasi kepemimpinan ini tidak membawa kesuksesan.
Kini, sejumlah besar pakar di bidang kepemimpinan percaya bahwa seorang tak akan pernah mampu memimpin sepanjang masa. Demikian juga halnya seorang pemimpin tak pernah menghasilkan kesuksesan jika ia mengadakan pendekatan yang sama dalam berbagai situasi. Karena itu dibuutuhkan kepemimpinan situasional yaitu kepemimpinan yang harus berusaha sesuai dengan perubahan situasi.
Pemimpin yang baik adalah mereka yang mengetahui kapan harus bersikap otoriter, demokratis, laissez faire. Ia juga tahu saat yang tepat untuk mendelegasikan wewenangnya. Selain itu mengetahui berbagai cara untuk meraih tujuan bersama.
Semua ini membutuhkan pribadi yang tegar, mampu berkomunikasi dan berhubungan dengan yang lain, ahli mempelajari berbagai metode, mampu mengelola dan mengambil keputusan serta menguasai berbagai teknik memimpin kelompok.

Rabu, 04 Agustus 2010

cara mengembangkan keterampilan leadership

Diperlukan Patokan

Dikatakan bahwa seorang pemimpin belajar menjadi pemimpin. Artinya, seseorang harus diberi waktu agar ia bisa menjadi pemimpin. Sebelumnya, sebuah divisi harus memiliki rencana untuk menemukan prospek yang terbaik. Pemilihan acak jarang memberi hasil yang terbaik karena jika seseorang memang tidak berpotensi, tentu akan sia-sia. Prospek itu harus menunjukkan perilaku positif terhadap organisasi dan memberikan bukti yang kuat bahwa ia akan mampu untuk belajar hal baru yang memerlukan keterampilan yang lebih. Pengenalan kemampuan kepemimpinan itu penting.

Diperlukan Ujian

Pada awalnya, orang yang berpotensi harus disaring melalui tes intelektual dan psikologi. Banyak organisasi Kristen menggunakannya dan hasilnya pun baik. Contohnya, banyak denominasi dan organisasi misi di Amerika memberikan tes psikologi pada calon misionaris mereka. Semua beban yang harus ditanggung orang Amerika saat mereka berangkat ke ladang misi -- standar hidup yang lebih rendah daripada yang biasa mereka miliki, perpisahan dengan keluarga, beban keuangan, belajar tradisi dan bahasa baru -- mendorong mereka untuk memerlukan seseorang yang memiliki kualitas kerohanian yang baik. Hampir semua orang mengalami "culture shock". Statistik menunjukkan, sedikit dari yang lolos ujian psikologi yang kembali ke rumah.

Membantu agar Pelatihan Efektif

Ordway Tead, dalam bukunya "The Art of Leadership", mengemukakan beragam metode dalam memberi pelatihan kepemimpinan. Ia memberikan lima metode instruksi seperti berikut.

  1. Pengalaman dalam situasi kepemimpinan di bawah pengawasan.
  2. Peningkatan dari situasi kepemimpinan yang lebih kecil menuju ke situasi kepemimpinan yang lebih besar.
  3. Kerja magang untuk praktik dan belajar.
  4. Konferensi pembahasan metode oleh sekelompok pemimpin.
  5. Konferensi pribadi yang sistematis antara pelatih dan pemimpin

Percobaan

Kerja magang adalah metode yang dapat meningkatkan jiwa kepemimpinan dengan mudah. Metode ini sering digunakan di toko besar, bank, dan organisasi industri. Metode ini memerlukan pengetahuan akan sejarah dan misi organisasi. Setelah itu, ada percobaan selama beberapa waktu. Jika ia menjalaninya dengan baik, ia akan naik tingkat saat ada peluang.

Mengukur Perkembangan

Perkembangan itu penting dan perkembangan itu harus diukur. Jika pemimpin potensial tidak belajar menggunakan materi yang diajarkan pada mereka dengan efektif, program pelatihan harus direvisi. Beberapa kriteria dapat mengukur faktor ini, meski memang tidak mudah. Ordway Tead memberikan lima saran yang mungkin cocok dengan beberapa jenis situasi kepemimpinan.

  1. Jumlah pekerjaan yang diselesaikan divisi yang dipimpinnya. Mungkin bisa diukur melalui jumlah atau pengorbanan yang diperlukan seseorang setiap jamnya untuk melakukan suatu pekerjaan.
  2. Kualitas pekerjaan yang dikerjakan oleh suatu divisi. Kadang, hal ini bisa dilakukan dengan inspeksi, analisa sikap klien (rekan kerja), pelanggan, atau masyarakat.
  3. Kestabilan keanggotaan dalam divisi. Jika sering ada orang yang masuk dalam divisi, kemudian langsung keluar, itu adalah pertanda buruk. Daftar keluar-masuk staf digunakan di banyak organisasi untuk mengetahui hal seperti itu. Dan jumlah staf dalam divisi dalam beberapa tahun yang ditentukan bisa menunjukkan stabil tidaknya divisi itu.
  4. Jumlah keluhan atau kekecewaan yang dialamatkan pada penanggung jawab divisi itu.
  5. Pendapat staf divisi mengenai hubungan mereka dengan pemimpin.

Dasar Pemikiran Leadership

"Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kesudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”(Q.S An-Nisaa: 59)

Al-Baqoroh ayat 30. Artinya berbunyi : Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang Khalifah dimuka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa engkau menjadikan (khalifah) dibumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kamu senantiasa bertasbih dengan memuji engkau dan mensucikan Engkau”. Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.

Hadist : "Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas yang telah dipimpinnya"

Selasa, 03 Agustus 2010

pentignya leadership...

Kepemimpinan yang kuat adalah tulang punggung dari sebuah organisasi. Pemimpin menciptakan Visi, mendukung Strategi, menjadi Pemicu Perkembangan Individu di organisasinya.Dalam sebuah study yang dikembangkan oleh Ken Blanchard Companies ada beberapa keahlian penting dalam memimpin yaitu:1. Keahlian untuk berKOMUNIKASI secara tepat adalah masalah paling inti dari sebuah cara memimpin.Banyak sekali problem timbul karena ketidakmampuan seorang pemimpin mentransfer Visi, menjelaskan Strategi dan memberikan hukuman atau hadiah kepada individu di organisasinya. Pada sebuah contoh sederhana, seorang pelatih sepak bola yang menguasai banyak bahasa akan mempunyai banyak kesempatan untuk dapat berKOMUNIKASI dengan pemainnya.2. Management manusia, keahlian ini menjadi keahlian terpenting kedua.Aplikasi untuk mendayagunakan manusia secara tepat sesuai dengan kemampuan dan tugas seringkali gagal dilaksanakan sehingga individu di organisasi tersebut tdk dapat maksimal dalam melaksanakan tugasnya. Contoh untuk hal ini adalah memakai pemain yang mempunyai keahlian tertentu pada posisi yang tepat, ketidak mampuan membaca keahlian pemain membuat Management manusianya gagal.3. Keahlian ketiga adalah Empathy.Kemampuan pemimpin untuk berempati, mencari pengertian, membangun hubungan, memperlihatkan perhatian, menunjukan pengertian akan menimbulkan hubungan manusiawi dangan individu di organisasinya. Keahlian ini akan berdampak langsung akan kemampuan membangun sebuah lingkungan berdasar KEPERCAYAAN. Pada akhirnya akan membuat invidu di organisasi menjadi bahagia dan dapat mencapai kemampuan potensialnya. Nah, untuk yang ini kemampuan pelatih untuk menjadi seorang ayah, teman atau bahkan sahabat akan membuat hubungan antara pelatih dan pemain menjadi harmonis, sehingga ketika pemain ini terpaksa dibangkucadangkan misalnya, mereka akan lebih dapat menerima keputusan tersebut.StefanusTerinspirasi oleh Ken Blanchard Companies

5 opinions about leadership

1. Ordway Tead (1929)
Kepemimpinan sebagai perpaduan perangai yang memungkinkan seseorang mampu mendorong pihak lain menyelesaikan tugasnya.

2. Rauch & Behling (1984)
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas-aktifitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan.

3. Hemhill & Coon (1995)
Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktifitas-aktifitas suatu kelompok kesuatu tujuan yang ingin dicapai bersama (shared goal).

4. P. Pigors (1935)
Kepemimpinan adalah suatu proses saling mendorong melalui keberhasilan interaksi dari perbedaan perbedaan individu, mengontrol daya manusia dalam mengejar tujuan bersama

5.Miftha Thoha dalam bukunya Prilaku Organisasi (1983 : 255)
Pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan memimpin, artinya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain atau kelompok tanpa mengindahkan bentuk alasannya.